Menjadi guru adalah pilihan mulia
untuk mengabdikan ilmu dan keahlian bagi kemajuan pendidikan. Diperlukan
kemampuan dan keilmuan yang mumpuni agar guru tampil profesional.
SEBAGAI pendidik, guru dituntut
untuk menguasai kompetensi professional, kompetensi paedagogi, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi sosial. Melalui empat kompetensi tersebut, guru
dapat memberikan layanan pembelajaran yang optimal ke arah pelaksanaan
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
Penilaian sederhana yang dapat dipakai apakah seorang guru dikatakan
profesional atau belum dapat diukur dari pernyataan atau reaksi siswanya.
Apakah guru itu selalu ditunggu kehadirannya di kelas? Apakah guru tersebut
membuat siswa betah di kelas?
Sebelum kita beranjak lebih jauh, sedikit saya akan defenisikan apa yang saya maksud dengan Implementasi PAIKEM. Implementasi paikem yang saya maksud adalah penerapan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa agar proses belajar siswa menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Sebelum kita beranjak lebih jauh, sedikit saya akan defenisikan apa yang saya maksud dengan Implementasi PAIKEM. Implementasi paikem yang saya maksud adalah penerapan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa agar proses belajar siswa menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Untuk melaksanakan hal tersebut
tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kenyataan di lapangan sering kali
membuat guru "keteteran", karena yang dihadapi guru bukan hanya
bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran yang menyenangkan, tetapi
bagai-mana menghadapi siswa yang bermasalah. Yang paling sering dihadapi siswa
adalah kurang atau bahkan tidak tahu bagaimana dan untuk apa ia belajar.
Dalam suatu seminar, pakar pendidikan Andi Hakim menjelaskan ada enam jurus ampuh untuk menjadi pilihan pemecahan masalah yang dihadapi siswa. Pertama, lacking people in a box, mengunci siswa ke dalam sebuah pola pikir tertentu yang saling menguatkan. Teknik ini sebaiknya dilaksanakan di awal proses pembelajaran karena bersifat memberikan motivasi dan mengendalikan siswa yang dianggap "bermasalah", kurang berprestasi, atau untuk menenangkan siswa yang ribut Alternatif ini bisa diterapkan melalui pemberian kata-kata yang memotivasi siswa untuk tetap bersemangat Penggunaan kata-kata yang positif seperti anak-anak yang pintar, luar biasa, mampu, penuh energi, menakjubkan, sempurna, hebat, dan lain-lain, meru-pakan contoh kata-kata yang membuat siswa merasa "ya, aku pasti bisa!!"
Jurus kedua dengan menggunakan the principle ofattribution. Cara ini bersifat persuasif, mengarahkan dan memotivasi siswa untuk terus memperhatikan kita. Dengan teknik ini, seakan-akan ada atribut yang menerangkan bahwa kelas yang kita ajar ini baik, pintar, cerdas, dan luar biasa.
Ketiga, anchoring, teknik ini bekerja dengan cara memasukkan sugesti-su-gesti positif ke dalam diri siswa tanpa diketahui yang bersangkutan.Sering kita jumpai siswa tidak bisa konsentrasi dan selalu berbuat masalah di kelas, teknik ini dapat diterapkan di tengah pelajaran atau ketika pelajaran sedang berlangsung. Ucapkan dengan penuh keyakinan dan tatapan yang memberi kenyamanan kata-kata "baik", "bagus", "hebat", "luar biasa" dan semacamnya sambil menatap mata siswa yang bermasalah.
Keempat reframe and metaphor. Kita dituntut mampu mengubah sebuah hal yang tidak menarik menjadi hal yang menarik. Kita pergunakan metafora kalimat contohnya, "Hari ini kalian mudah menyerap pelajaran, bagaikan ikan yang kehausan atau bagaikan pohon yang mampu menyerap air di sekitarnya".
Kelima, rule and commitment. Teknik ini sebaiknya dikaitkan dengan re-ward and punishment atau "hadiah dan hukuman". Guru, suatu profesi yang diharapkan mampu mengubah siswanya dari belum berkualitas menjadi siswa berkelas, membuat siswa cerdas bukan hanya dalam materi pelajaran tetapi juga mampu mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah kita pasti bisa!!