Motivasi berasal dari
kata “motif” yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari
kata “motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah
menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan / mendesak ( Sardiman 2003:73).
Motivasi
merupakan dorongan yang ada pada diri untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi
adalah tenaga pendorong yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas siswa. Pada
diri siswa mempunyai kekuatan mental yang menjadi penggerak berupa keinginan,
perhatian, kemampuan atau cita-cita. Daya penggerak ini adalah motivasi.
Motivasi yang timbul dari dalam akan lebih tahan lama dan memungkinkan untuk
mencapai prestasi yang lebih baik. Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom
yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat
dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa
yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu.
Menurut McClelland teori
kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang
menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan
seseorang akan prestasi.
Menurut McClelland karakteristik orang yang
berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah
preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2)
menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya
mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran
misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan
mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah. ( ref)
Thursan Hakim (2005: 26) yang mendefinisikan motivasi sebagai suatu dorongan kehendak yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
menurut Sardiman (2006:75) menyatakan bahwa motivasi belajar
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar dapat tercapai.
Motivasi dapat dibagi menjadi dua, seperti yang dikemukakan oleh Oemar
Hamalik (2004: 162) sebagai berikut:
a.
Motivasi intrinsik
yaitu motivasi yang tercakup didalam situasi belajar dan menui kebutuhan-kebutuhan
dan tujuan-tujuan murid. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam
diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. jadi motivasi ini
timbul tanpa pengaruh dari luar.
b.
Motivasi ekstinsik
Yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi
belajar, seperti ijazah, tingkatan hadiah, medali pertentangan, dan hukuman.
motivasi ini tetap diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak
semuanya sesuai dengan kebutuhan siswa.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Nasution (2004: 77) bahwa
pembagian motivasi itu sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Motivasi intrinsik
Yaitu motivasi yang ada di dalam diri sibelajar yaitu mencapai tujuan yang
terkandung dalam perbuatan belajar itu.
2.
Motivasi ekstrinsik
Yaitu motivasi yang berasal dari lingkungan sibelajar, seperti; ingin
mendapat pujian, ijazah, kenaikan tingkat, dan sebagainya.
Menurut Sardiman (2006: 89-90) ada dua jenis motivasi, yaitu:
1.
Motivasi intrinsik
Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
2.
Motivasi ekstrinsik
Adalah motif-motif yang aktif dan akan berfungsi karena adanya rangsangan
dari luar.
Menurut beberapa pendapat di atas menunjukkan bahwa motivasi
terbagi menjadi
dua jenis, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi
yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa adanya
dorongan atau rangsangan dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang berasal dari luar diri seseorang dan biasanya didorong oleh
lingkungan seperti, teman, orang tua, guru, hadiah, lingkungan masyarakat
sekitar dan sebagainya.
Seorang guru harus mampu menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar
siswa agar siswa tetap memelihara ketekunannya dalam belajar. Oemar Hamalik
(2004: 166-168) mengemukakan bahwa guru dapat menggunakan berbagai cara untuk
menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagai
berikut:
1.
Memberi angka
2.
Pujian
3.
Hadiah
4.
Kerja kelompok
5.
Persaingan
6.
Tujuan dan level of
aspiration
7.
Sarkasme
8.
Penilaian
9.
Karyawisata dan
ekskursi
10.Film pendidikan
11.Belajar melalui radio.
Kemudian Hamzah B. Uno (2008: 34-37) menyatakan bahwa ada beberapa teknik
dalam motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran, sebagai berikut:
1.
Pernyataan
penghargaan secara verbal.
2.
Menggunakan nilai
ulangan sebagai pemacu keberhasilan.
3.
Menimbulkan rasa
ingin tahu.
4.
Memunculkan sesuatu
yang tidak diduga oleh siswa.
5.
Menjadikan tahap
dini dalam belajar mudah bagi siswa.
6.
Menggunakan materi
yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar.
7.
Gunakan kaitan yang
unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah
dipahami.
8.
Menuntut siswa
untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya.
9.
Menggunakan
simulasi dan permainan.
10.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum.
11.
Mengurangi akibat
yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.
12.
Memahami iklim
sosial dalam sekolah.
13.
Memanfaatkan
kewibawaan guru secara tepat.
14.
Memperpadukan
motif-motif yang kuat.
15.
Memperjelas tujuan
yang hendak dicapai.
16.
Merumuskan
tujuan-tujuan sementara.
17.
Memberitahukan
hasil kerja yang telah dicapai.
18.
Membuat suasana
persaingan yang sehat di antara para siswa.
19.
Mengembangkan
persaingan dengan diri sendiri.
20.
Memberikan contoh
yang positif.
Selanjutnya Sardiman A.M (2006: 92) mengemukakan ada beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:
1.
Memberi angka
(simbol dari kegiatan belajarnya)
2.
Memberi hadiah
3.
Persaingan /
kompetisi
4.
Ego-involvement
5.
Memberi ulangan
6.
Mengetahui hasil
7.
Pujian
8.
Hukuman
9.
Hasrat untuk
belajar
10.
Minat
11.
Tujuan yang diakui
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas terlihat banyak sekali
cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membangkitkan
atau menumbuhkan motivasi belajar siswa
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, dengan motivasi yang tinggi
akan mendorong untuk melakukan usaha belajar yang tinggi pula, sehingga hal
tersebut mempengaruhi prestasi belajar siswa untuk mencapai hasil yang labih
baik.
Semoga tinjauan teori tentang motivasi belajar diatas bermanfaat untuk kita semua. Jika ada hal yang kurang baik silakan dibuang dan ambil baiknya.. Tetap berpikir bijak, Salam Diamond..!!!
Semoga tinjauan teori tentang motivasi belajar diatas bermanfaat untuk kita semua. Jika ada hal yang kurang baik silakan dibuang dan ambil baiknya.. Tetap berpikir bijak, Salam Diamond..!!!