Profesi akuntansi mulai tumbuh pada saat era Pacioli dalam abad ke 15
dengan mengembangkan tata buku berpasangan. Sesuai dengan lingkungan bisnis
Pacioli, maka dikembangkan akuntansi untuk usaha perdagangan yang melibatkan
pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk dipertukarkan dengan barang lain
yang terdapat di negara tersebut. Akhir abad ke-19 timbul industri teks-til di
Inggris bagian Utara, saat itu disebut pula kelahiran kapitalisme industri,dimana para pedagang sebagian besar berubah menjadi pengusaha (Supriyono, 1997:
11).
Adanya perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan tata buku berpasangan
dikembangkan oleh para pengusaha menjadi tata buku biaya berpasangan, yang
digunakan untuk: (a) membantu pembuatan keputusan dan pengendalian dalam pabrik,
(b) menentukan besarnya bahan baku dan upah buruh, (c) menghasilkan informasi
tenaga kerja dan biaya produksi, dan (d) untuk mengetahui efisiensi dan
perubahanbiaya dari waktu ke waktu. Gagasan yang berkembang di Inggris tersebut
dengan cepat berkembang di Amerika Serikat, sehingga pada tahun 1887 terbit
publikasi pertama buku akuntansi biaya dan akuntansi manajemen dengan judul “Factory
Account” ditulis olehEmile Garche dan J.M. Fells (Anne Loft, 1991: 19).
Setelah tahun 1900 mulai timbul pengintegrasian antara catatan biaya dan
keuangan. Pada awal abad 20 mulai dikembangkan teknik-teknik dan sistem untuk
pendistribusian dan pengalokasian biaya overhead. Pada awal perkembangan
akuntansi manajemen pada dasarnya berkaitan dengan isu-isu akuntansi biaya tentang
penentuan harga pokok produksi. Hal ini karena kecepatan proses produksi sangat
ditentukan oleh kecepatan operasi manual, sehingga belum terlalu rumit.
Perkembangan selanjutnya sesuai dengan pergerakan manajemen ilmiah yang
dikemukakan oleh Frederick Taylor. Di Amerika Serikat gerakan itu dimulai oleh
para insinyur-manajer (bukan paraakuntan). Pada akhir abad 19 dan awal abad 20,
para insinyur dan akuntan menggunakan informasi standar untuk mencapai tiga
tujuan:
1.
Untuk menganalisis efisiensi
potensial tugas-tugas atau proses.
2.
Untuk membandingkan efisiensi
sesungguhnya dengan efisiensi potensial. Pelopor pemakaian sistem penganggaran
fleksibel.
3.
Untuk menyederhanakan penilaian
persediaan produk selesai dan barang dalam proses.
Dalam penilaian ini para akuntan mulai menggunakan informasi biaya standar
(Anne Loft, 1991: 28). Awal abad 20 dikembangkan teknik-teknik akuntansi
manajemen berupa anggaran dan kembalian investasi (ROI). Perkembangan
selanjutnya banyak perusahaan merubah struktur organisasinya dari fungsional
menjadi multidivisi. Pada tahun 1917, Alexander Hamilton mengeluarkan gagasan
mengenai pusat-pusat produksi yang merupakan sumbangan besar pada akuntansi
manajemen sampai saat ini. Hamilton juga mengembangkan konsep tarip tenaga
kerja per jam mesin, sehingga akuntansi manajemen mempunyai peran yang penting
untuk mengevaluasi prestasi divisi maupun perusahaan secara keseluruhan. Oleh
karena itu pada tahun 1927 D.R. Scott seorang profesor akuntansi pada
University of Missouri dalam bukunya The Cultural Significance of Accounts,
menekankan bahwa para akuntan harus memperhatikan tidak hanya pada debit dan
kredit namun juga pada informasi.
Pada awal dekade 1930-an sejalan dengan kelahiran pasar modal di Amerika
Serikat, akuntansi manajemen berfungsi menyajikan laporan keuangan yang
obyektif, auditable, dan verifiable bagi pemeriksaan oleh akuntan
publik. Pada tahun- tahun ini mulai digunakan teknik-teknik untuk membebankan
biaya pada produk individual, penerapan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban,
dan meluas pada penilaian prestasi divisional (Johnson, H.T. dan R. A. Kaplan,
1987: 43).
Akhirnya pada tahun 1940 J. Brooks Heckert’s
menulis buku The Analysisand Control of Distribution Costs for Sales
Executives and Accountants. Buku ini membahas pentingnya perhatian para
eksekutif penjualan dan para akuntan terhadap biaya distribusi yang jumlahnya
semakin penting (Supriyono, 1997: 33).