Friday, December 2, 2011

ANALISIS PERSOALAN AKUNTANSI BARAT

Oleh    : Rahma Doni, S.Pd

PENDAHULUAN
Keberadaan akuntansi barat atau konvensional yang selama ini berkembang, telah mengakar dalam arah pemikiran dan praktik dunia bisnis di seluruh dunia. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam permasalahn ini adalah menganalisis dan mengoreksi persoalan-persoalan yang ada dalam akuntansi barat.


1.    Perkembangan Akuntansi Barat
Akuntansi secara tradisional telah dipahami dan diajarkan sebagai saatu serangkaian prosedur rasional yang digunakan untuk menyediakan informasi, yaitu informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan dan pengendalian.
Pembicaraan mengenai perkembangan akuntansi tidak dapat dilepaskan dari akar sejarhnya. Akuntansi, seperti halnya dengan ilmu-ilmu lainnya telah mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan masyarakat pemakinya. Sejarah akuntansi menunjukan bahwa akuntansi sudah cukup lama dimulai. Berdasarkan pendapat beberapa penulis menegaskan, bahwa akuntansi sudah ada sejak sekitar 8000 sampai dengan 5000 sebelum masehi. Padahal peradaban islam telah ada sejak tahun 600-1300 M dan pernah mengalami kejayaan pada tahun 900-1200 M. Jika demikian, maka perkembangan peradaban islam telah banyak memberikan sumbangan terhadap perkembangan sebgai disiplin ilmu yang sekarang ini berkembang dengan pesat.
(Revirson Baswir, “Akuntansi dan Ideologi, kertas kerja pada Seminar Nasional Harteknas, Yogyakarta, 27 desember 1996)

Catatan perkembangan akuntansi dapat dikaji melalu beberapa tahapan berikut: 

1.1 Tahapan Pertama
Pada periode ini, mekanisme atau metodelogi akuntansi berbentuk tata buku. Sebagaimana disebutkan bahwa sebgaian besar sejarah akuntansi adalah menganai sejarah sivilisasi akuntansi telah berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Lebih dari 700 tahun yang lalu pada masa kebudayaan Chalden Babilonia, Asiria, Sumeria telah meninggalkan catatan bisnis tertua. Data lain menunjukan bahwa zaman kuno Mesir, Cina, Romawi juga memiliki tata buku.
Periode berikutnya, muncul beberapa pendapat tentang asal mula sistem pembukuan berpasangan, tetapi mungkin juga bahwa sistem pembukuan berpasangan ini muncul dari buku-buku broker uang yang zaman pertengahan dipengaruhi oleh praktik pembukuan kas zaman Romawi. Sebgaimana diketahui pada tahun 1494 di Venesia, seorang ahli matematika bernama Lucas Pacioli menerbitkan buku tentang akuntansi. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa hal ini merupakan periode perubahan dari zaman pertengahan ke zaman modern.

1.2 Tahap Kedua
Tahap kedua adalah tahap awal pertumbuhan teori ekonomi. Para ahli melihat dari segi logika dan kewajaran di dalam pembukuan. Litteleton dan Zimmerman menyimpulkan bahwa “akuntan yang pada awalnya melakukan studi empiris, harus dapat menghasilkan teori prosedur mekanis.” Selanjutnya ide ini telah diterapkan ke praktikan-praktikan lainnya seperti: perkiraan hasil dan biaya.
Sumber teori akuntansi yang lain adalah (kondisi/operasional) perusahaan. Pada mulanya perusahaan itu tidak memerlukan perhitungan lab rugi yang teratur. Sebab perusahaan itu adalah pedagang lokal seperti pedagang berlayar dan pedagang melalui darat. Akan tetapi, setelah munculnya pasar modal pada awal abad ke-19, maka perhitungan lab rugi perusahaan diperhitungakan secara periodik, dan persoalan lainpun muncul, yaitu modal. Dengan demikian, jika perusahaan dapat berjalan terus-menerus kendatipun terjadi perubahan investor atau pemegang saham, maka posisi modal harus diketahui terus. Dari sinilah muncul teori ekonomi.
1.3 Tahap Ketiga
Melalui akuntansi, seseorang dapat memprediksi masa depan dan merencanakan kepengurusannya serta menghitung hasil usaha masa lalu. Menurut Littleton dan Zimmerman bahwa “akuntansi sebagai kemajuan paling besardalam pembukuan sama dengan keputusan tentang kebijakan akuntansi ditambah dengan tata buku.
Pada tahap ketiga ini, peranan akuntansi adalah dapat mengontrol individualisme perusahaan yang tidak memperhatikan kepentingan sosial. Individualisme perusahaan yang tidak memperhatikan masyarakat dimaksudkan, karena perusahaan mengejar laba sebanyak-banyaknya. Oleh karen itu untuk mengontrol perilaku perusahaan yang hanya memikirkan laba tanpa memperhatikan aspek sosial, lembaga akuntansi harus digunakan oleh perusahaan sendiri, atau jika tidak bisa oleh lembaga masyarakat.
(Sofyan Syahrir Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997. Google serching)

2.    Akuntansi Sebagai Teknologi Universal
Sebagaian besar orang berpendapat bahwa (1) akuntansi hanyalah sebuah alat yang bebas nilai (value-free), dan oleh karenanya (2) akuntansi (konvensional) adalah suatu yang dapt diterima dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam perspektif agama islam sekalipun.
Kebanyakan kita menerima begitu saja anggapan bahwa akuntansi adalah teknologi universal, tetapi akuntansi tidak semat teknologi. Dengan kata lain, dalam menatap perkembangan akuntansi, tidak banyak yang tidak sepakat bahwa akuntansi sangat dipengaruhi oleh alam dan lingkungan tempat akuntansi itu dikembangkan (Mathews & Perera, 1996; FASB, 1985).
Berdasarkan pendapat diatas menunjukan bahwa akuntansi bukanlah sebuah teknologi atau teknik yang sederhana yang netral terhadap perkembangan, namun ia adalah teknologi universal yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan proses perubahanyang terjadi dalam lingkungannya, baik sosial, ekonomi, dan sebagainya.

3.    Aliran-Aliran Akuntansi Barat
Sesuai dengan perkembangan sejarahnya, akuntansi lahir dan berkembang mengikuti sistem yang dianut suatu bangsa. Sementara littelton menganggap akuntansi sebagai ilmu pengetahuan ilmiah (Scinece).
Aliran akuntansi konvensional menurut perkembangannya dapat ditelusuri dari empat aliran akuntansi, yaitu: “Aliran Akuntansi Inggris; Aliran Ekonomi Politik dari Akuntansi; Teori Akuntansi Alternatif Hopwood; dan Akuntansi Sosial.” (Harahap, 1997: 261-264).

3.1 Aliran Akuntansi Inggris
Aliran akuntansi Inggris lahir pada sekitar tahun 1970-an. Aliran ini menyoroti bahwastudi akuntansi saat ini dipengaruhi oleh model ekonomi neo-klasik Amerika. Lebih lanjut Takatera menyatakan bahwa dengan adanya kritik terhadap keberadaan akuntansi yang harus peran sosial, maka hal ini penting yang harus diperhatikan adalah pengungkapan informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Sehingga saran ini menyebabkan timbulnya ketergantungan pada hipotesis yang menyatakan bahwa kurangnya informasi akuntansi dikalangan kelompok yang berkepentingan di luar perusahaan akan mengganggu mereka dalam pengambilan keputusan yang rasional. Teori ini disebut dengan teori akuntansi yang didominasi oleh konsumen (consumer dominated).
Perkembangan selanjutnya setelah adanya teori Consumer Dominated, maka muncul pula teori tentang Producer Dominated. Producer Dominated adalah teori yang didasarkan pada pengungkapan informasi akuntansi yang didasarkan pada informasi yang didominasi oleh penyaji laporan sehingga perluasan pengungkapan mungkin akan memperluas penguasaan manajemen dalam mengarahkan pihak lain yang berkepentingan.
(Sofyan Syahrir Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997. Google serching)

3.2 Ekonomi Politik dari Akuntansi
Perkembangan lebih lanjut dalam bidang ekonomi adalah masuknya ilmu politik dalam bidang ekonomi. Dari sini kemudian lahir ilmu ekonomi politik. Ilmu ekonomi politik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi akuntansi. Pelopor teori ekonomi politik dari akuntansi adalah David J. Cooper. Sebagaimana dikatakan oleh Takatera, bahwa “perkembangan lebih lanjut adanya ilmu ekonomi politik ikut mempengaruhi akuntansi.” Aliran akuntansi inggris telah mencatat aspek akuntansi ini dan metode-metode yang mendasari, yaitu:
1.      Ekonomi politik dari akuntansi menyangkut peranan akuntansi dalam proses distribusi pendapatan, kekayaan, kekuasaan, dalam organisasi dan masyarakat.
2.      Hal ini meletakan pentingnya nilai lingkungan yang unik secara historis dan kelembagaan dari organisasi dan masyarakat dimana akuntansi dipraktiakan.
3.      Akuntansi adalah simbol sistem yang didefinisikan dari realitas, dan lagi pula akan terus berubah karena kekuasaan dari sistem itu.
Ekonomi politik dari akuntansi seperti itu harus memiliki tiga persyaratan, yaitu:
1.      Harus normatif eksplisit, artinya setiap studi akuntansi empiris dan diskriptif adalah normatif berbobot nilai.
2.      Harus deskriptif, artinya setelah pengetahuan cukup mengenai fungsi yang saling mendukung (mutual) diantara informasi akuntansi, individum organisasi, pasar, dan masyarakat, kita akan dapat menilai sistem akuntansi.
3.      Karus kritis, artinya adalah suatu situasi ketika masalah akuntansi menjadi gambaran potensial dari masalah sosial. Disini termasuk analisis kritis terhadap masalah sebelumnya. Dalam konteks ini akuntansi alternatif mengharapkan adanya revolusi akuntansi dan akhirnya revolusi sosial yang didalamnya akan terjadi revolusi akuntansi oleh seorang akuntan inggris yang kritis, yaitu Anthony Hopwood. Hopwood menyatakan bahwa “akuntansi tidak dapat dipisahkan dari masyarakat tempat akuntansi diterapkan dan tidak bisa netral secara teknis atau netral dari kepentingan.

3.3 Akuntansi Sosial
Seperti halnya Hopwood, T.E. Gambling memandang akuntansi sebagai suatu yang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat. Ia menyatakan dalam tulisannya yang dikutip oleh Gaffikin, bahwa “accounting is a social product and will reflect the cultural of the society (viz, Western society) that produces it.
Berdasarkan paparan diatas terlihat bahwa lahirnya akuntansi sosialmewujudkan kecenderungan terwujudnya metode akuntansi yang berbeda dengan model akuntansi barat. Sebagaimana diakaui oleh Gambling bahwa perbedaan ide tentang waktu, diri sendiri, pengelompokan, dan lain-lain akan menghasilkan bentuk dari teori akuntansi yang melahirkan metode akuntansi yang berbeda dari model barat.
Oleh karena itu, apabila hal diatas dapat terwujud maka bentuk akuntansi sebenarnya akan terlihat sebagai berikut:
1.      Masyarakat kita tanpa bisa ditolak terdiri dari satu kumpulan dimensi nilai.
2.      Akan tetapi, menganggap bahwa situasi ekonomi secara keseluruhan yang bisa dicatat dapat diketahui melalui akuntansi. Ide ini mempertimbangkan berbagai hal dari luar konsep akuntansi yang ada.
3.      Akuntansi hanya mengakui satu aspek dari dimensi “n” dari kenyataan. Sejauh menyangkut pandangan akuntansi sekarang, kesenjangan antara hal-hal yang dipikirkan orang dan hal-hal yang sebenarnya.

4.    Implikasi Teori Dan Praktik Akuntansi Dalam Laporan Keuangan
Salah satu produk dari teori dan praktik akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan-catatan atau gambaran keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan inilah yang sijadikan sumber informasi bagi para investor dalam mengambil keputusan bisnis. Dengan demikian peran akuntansi adalah menjadi sumber informasi utama bagi pihak manajemen dalam mengelola perusahaan, dan bagi investor dalam memilih investasi.

4.1 Ekonomika dan Perusahaan Kapitalistik
Sebagaimana diketahui, bahwa ilmu ekonomi yang diajarkan selama ini alah ilmu kapitalistik. Dalam kenyataanya ilmu ekonomi kapitalistik cenderung melihat persoalan dari sudut pandang pemilik kapital belaka. Menurut Baswir, bahwa hal itu dapat dibuktikan dengan melihat postulat, asumsi, dan prinsip ekonomi, dengan penjelasan sebagai berikut.
            Postulat Ilmu Ekonomi. Postulat ilmu ekonomi kapitalistik antara lain mengajarkan agar manusia mengabaikan ada atau tidak adanya Tuhan Yang Maha Esa. Jika demikian, akibat secara tidak langsung adalah ilmu ekonomi kapitalistik juga mengajarkan untuk mengabaikan ada atau tidak adanya akhirat.
            Asumsi Ilmu Ekonomi. Asumsi ilmu ekonomi kapitalistik adalah mengajarkan manusia untuk hidup egois, serakah, dan rasional. Sebagaimana dinyatakan oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, bahwa: bila seorang pelayan restoran bersikap ramah kepada anda, hal itu bukan berarti ia seorang yang baik hati, melainkan hanya sekedar untuk mengeruk uang dari kantong anda.
            Prinsip Ilmu Ekonomi. Dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil tertentu yang diinginkan. Maka pada dasarnya ilmu kapitalistik mengajarkan kepada kita untuk mengejar laba material yang sebanyak-banyaknya.
 Pengaruh prinsip ekonomi kapitalistik tampak sangat jelas dalam tujuan perusahaan kapitalistik. Namun dalam kenyataanya yang bertujuan mencari laba itu hanyalah para pemilik kapital.
Sejarah telah mencatat, bahwa negara-negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalsitik membuktikan terjadinya konflik antara para pemilik modal dengan buruh. Catatan searah lainnya adalah bahwa revolusi kaum buruh telah melahirkan bentuk negara-negara baru, yaitu negara komunis (walau sudah mulai berguguran).

4.2 Akuntansi Kapitalistik
Sesuai dengan bentuk dan sistem ekonomi yang diterapkan dan dikembangkan di negara-negara barat, maka sistem perusahaan dan akuntansinya pun tentu tidak dapat dipisahkan dari kaidah atau prinsip yang ada dalam sistem tersebut.
Wujud akhir dari proses akuntansi dalam suatu perusahaan  adalah penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan ini pada akhirnya ditujukan kepada para pemakai laporan akuntansi, terutama adalah bagi para pemilik modal perusahaan. Laba atau rugi yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut adalah laba atau rugi para pemilik modal perusahaan.
Baswir  menggambarkan posisi laporan pendapatan dari suatu perusahaan yang mengikuti sisitem akuntansi kapitalistik, sebagai berikut:

            Laporan Laba Rugi Perusahaan XX
            Penjualan Bersih                                                                                 XXX
            Harga Pokok Produksi                                                XXX
                        Biaya bahan baku                                            XXX
                        Biaya tenaga kerja langsung                           XXX
                        Biaya overhead produksi                                XXX               (XXX)
            Laba kotor                                                                                           XXX 
            Biaya penjualan                                                                                   XXX
            Biaya adminitrasi dan umum                                                              ( XXX)
            Laba bersih                                                                                          XXX

Lebih lanjut Baswir menganalisi, bila kenyataan sebagaimana yang tampak dalam lporan pendapatan, ternyata ilmu ekonomi kapitalistik memang mengajarkan buruh hanyalah bagian dari faktor produksi. Jika demikian adanya maka produk akuntansi barat akan terus menimbulkan konflik yang berkepanjangan antara buruh dengan pemilik modal.

4.3 Implikasi Akuntansi dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses yang terjadi dalam kegiatan manajemen. Pengambilan akuntansi akan akurat jika didasarkan pada kelengkapan informasi atau pengetahuan yang diperlukan yang menyangkut berbagai aspek masalah yang akan diputuskan.
Proses pengambilan keputusan dalam ilmu pengetahuan harus dilakukan memalui beberapa tahap, yaitu:
1.      Mengidentifikasi persoalan dengan cara membandingkan keinginan dengan kejadain yang sebenarnya.
2.      Memasukan persoalan utama.
3.      Merinci persoalan.
4.      Merumuskan berbagai alternatif pemecahan.
5.      Memutuskan pilihan terbaik.
6.      Melaksanakan keputusan.
7.      Memonitor dan menindaklanjuti.
Pada setiap tahap pengambilan keputusan keberadaan informasi mempunyai peranan penting, baik mulai dari proses pengidentifikasan persoalan, mencari alternatif pemecahan persoalan, maupun memonitor pelakasanaan keputusan yang diterapkan. Apabila proses tersebut dikaitkan dengan operasionalisasi suatu perusahaan, informasi akuntansi inilah yang akan sangat dibutuhkan.
Proses pengambilan keputusan akuntansi, adalah tidak jauh berbeda dengan proses pengolahan data sebagaimana tersebut diatas. Sebab transaksi perdagangan akan dicatat melalui proses akuntansi yang pada akhirnya untuk menemukan kondisi laporan keuangan.

4.4 Laporan Keuangan
Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan (financial statement). Laporan keuangan merupakan wujud jasa dari proses akuntan. Laporan keungan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan atau sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan perusahaan.
Sebagaimana telah disampaikan diatas, bahwa jenis laporan keuangan ini sebenarnya banyak, namun menurut Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, laporan keuangan mencakup:
1.      Neraca
2.      Perhitunga Laba Rugi
3.      Laporan Arus Kas
4.      Laporan Pendukung
5.      Catatan atas Laporan Keuangan
Sesuai dengan rangkaian antara akuntansi dengan laporan keuangan, maka isi atau elemen laporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No 6 adalah berupa:
1.      Harta atau aktiva (Asset)
2.      Kewajiban atau Utang (Liabilities)
3.      Ekuitas atau modal Pemilik (Owner’s Equity )
4.      Pendapatan (Revenues), Laba (Gain)
5.      Biaya (Expenses), dan Rugi (Losses)
Dengan demikian laporan keuangan adalah media bagi manajemen untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi perusahaan.
(Muhamad, Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Yogyakarta, 1998)


5.    Persoalan- Persoalan Dalam Akuntansi Barat
Persoalan yang perlu diperhatikan dalam akuntansi konvensional adalah sebagai berikut:
Pertama, persoalan keberpihakan. Akuntansi dapat diumpamakan sabagai alat ukur atau timbangan, selaknya sebagai alat ukur akuntansi selayaknya memiliki sifat seadil mungkin. Dalam konteks akuntansi konvensional, keberpihakan dapat terlihat cukup jelas.
Kedua, terdapat beberapa konsep dasar yang bersifat kontroversial.
Ketiga, efek dari persoalan konsep dasar tentu merembes ke tingakat standar, atau bahkan metode akuntansi yang dipilih.
Berdasarkan tiga persoalan dasart tersebut, menunjukan bahwa tidak semua asumsi, postulat, kaidah, dan prinsip-prinsip dalam akuntansi barat dapat diterapkan untuk lembaga-lembaga atau perusahaan yang menegakan nilai-nilai islam.

Sumber referensi:
Iwan Triyuwono, “Akuntansi Syariah: Imlementasi Nilai Keadilan dalam Format Metafora Amanah.” IAIN Walisongo Surakarta, 1997)
Muhamad, Pengantar Akuntansi Syariah. Salemba Empat. 2005

Related Post

Semoga Bermanfaat, Jika Sahabat suka dan memperoleh manfaat dari artikel-artikel di blog Komunitas Diamond ini, silakan bagikan ke teman-teman sahabat melalui jejaring sosial dibawah ini:

No comments:

Post a Comment

Thanks komentarnya..