Wednesday, February 15, 2012

Hukum Mencicipi Buah di Kios / Supermarket

Sahabat Diamond, pernahkah kita mencicipi buah saat membeli buah di kios buah atau di supermarket? Pernahkah kita mencicipi makanan ringan (snack) saat kita akan membeli snack di supermarket? Yah, mungkin kita semua pernah melakukannya. Lalu, ada masalah apa dengan ‘mencicipi’ buah atau snack tadi?

Pernahkah kita berpikir, halalkah makanan yang kita cicipi?

Tentu kita semua sepakat bahwa mencicipi makanan (buah, snack, dll) itu halal kalau kita minta ijin dan diijinkan oleh penjualnya. Namun, pernahkah kita datang ke toko/kios buah (duku, rambutan, lengkeng, dll), lalu tanpa minta ijin langsung memetik dan memakannya (tanpa minta ijin penjualnya)? Mungkin kita spontan melakukannya, barangkali karena terbiasa. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa jika memetik buah milik orang lain tanpa minta ijin itu sama artinya dengan mencuri. Jangan-jangan kita beranggapan bahwa itu halal karena kita pembeli...!?

Saat kajian ini disampaikan di forum-forum pengajian, banyak ibu2 yg mengatakan: "Lha, khan boleh ngicipi?"
Itu benar, kalau kita MINTA IJIN dan DIIJINKAN PENJUALNYA.
Lha, kalau di supermarket bagaimana?

Maka, ini sangat menarik untuk kita kaji. Semoga kisah Abdullah bin Adham dalam hadits berikut bisa menjadi bahan perenungan bagi kita semua.

Suatu masa selepas menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Untuk bekal di perjalanan, beliau membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim segera berlalu. Namun, saat itu Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Beliau menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, lalu beliau memungut dan memakannya. Setelah itu, beliau langsung berangkat menuju Masjid Al Aqsa.
Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, beliau suka memilih sebuah tempat ibadah di sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Saat beliau shalat dan berdoa dengan khusuk, tiba-tiba beliau mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.
“Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara, yang doanya selalu dikabulkan Allah Swt.,” kata malaikat yang satu.
Namun, malaikat yang lain menyahut : “Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram.”
Ibrahim bin Adham terkejut sekali. Beliau terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya sia-sia, tidak diterima Allah Swt., gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
“"Astaghfirullahal adzhim,” Ibrahim beristighfar.
Beliau langsung berkemas untuk berangkat kembali lagi ke Makkah menemui pedagang tua penjual kurma, untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah beliau makan.
Sesampai di Makkah beliau langsung menuju tempat penjual kurma itu. Namun, beliau kecewa karena tidak menemukan pedagang kurma tua itu. Yang ada adalah seorang anak muda.
Ibrahim lalu berkata kepada si pemuda: “Empat bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana beliau sekarang?”
“Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab si muda itu.
“Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un! Kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?” Ibrahim lalu menceritakan peristiwa yang dialaminya. Pemuda tersebut mendengarkan dengan penuh minat.
“Nah, begitulah!” kata Ibrahim setelah bercerita: “Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur aku makan tanpa izinnya?”
“Bagi saya tidak masalah. Insya Allah saya halalkan. Tapi entah bagaimana dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas namakan mereka karena mereka mempunyai hak waris yang sama dengan saya.”
“Dimana alamat saudara-saudaramu? Biar saya temui mereka satu persatu.” tanya Ibrahim.
Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham segera pergi menemui mereka satu persatu. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.
Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah kembali berada di bawah kubah Sakhra di Masjidil Aqsa di Palestina.
Saat beliau berdo’a, tiba tiba beliau kembali mendengar percakapan dua malaikat yang dulu pernah didengar Ibrahim. Sang malaikat berucap : “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain.”
“Oh, tidak...! Sekarang doanya sudah makbul lagi. Beliau telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia telah bebas.”

Pada hadits yang lain beliau Nabi SAW. bersabda; “Siapa yang merampas hak orang Islam dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkannya masuk surga!” Seorang laki-laki bertanya, “Walaupun sedikit, ya Rasulullah? Nabi menjawab: ”Ya, walaupun sebatang kayu sugi!” (Riwayat Muslim).

Allaahu a'lam bish-showwab
 
By:
Nanung Danar Dono
PhD student at College of Medical, Veterinary, and Life Sciences
University of Glasgow, Scotland, UK
sumber: https://www.facebook.com/notes/must-be-halal/ini-menarik-bagaimana-hukum-mencicipi-buah-di-kios-buahsupermarket/402184503651

Semoga Bermanfaat, Salam Diamond..!!!

Related Post

Semoga Bermanfaat, Jika Sahabat suka dan memperoleh manfaat dari artikel-artikel di blog Komunitas Diamond ini, silakan bagikan ke teman-teman sahabat melalui jejaring sosial dibawah ini: