Sahabat Diamond, pernahkah
kita mencicipi buah saat membeli buah di kios buah atau di supermarket?
Pernahkah kita mencicipi makanan ringan (snack) saat kita akan membeli
snack di supermarket? Yah, mungkin kita semua pernah melakukannya. Lalu,
ada masalah apa dengan ‘mencicipi’ buah atau snack tadi?
Pernahkah kita berpikir, halalkah makanan yang kita cicipi?
Tentu kita semua sepakat bahwa mencicipi makanan (buah, snack, dll) itu halal kalau kita minta ijin dan diijinkan oleh penjualnya. Namun, pernahkah kita datang ke toko/kios buah (duku, rambutan, lengkeng, dll), lalu tanpa minta ijin langsung memetik dan memakannya (tanpa minta ijin penjualnya)? Mungkin kita spontan melakukannya, barangkali karena terbiasa. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa jika memetik buah milik orang lain tanpa minta ijin itu sama artinya dengan mencuri. Jangan-jangan kita beranggapan bahwa itu halal karena kita pembeli...!?
Saat kajian ini disampaikan di forum-forum pengajian, banyak ibu2 yg mengatakan: "Lha, khan boleh ngicipi?"
Itu benar, kalau kita MINTA IJIN dan DIIJINKAN PENJUALNYA.
Lha, kalau di supermarket bagaimana?
Maka,
ini sangat menarik untuk kita kaji. Semoga kisah Abdullah bin Adham
dalam hadits berikut bisa menjadi bahan perenungan bagi kita semua.
Suatu
masa selepas menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah
ke Masjidil Aqsa di Palestina. Untuk bekal di perjalanan, beliau membeli
1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma
ditimbang dan dibungkus, Ibrahim segera berlalu. Namun, saat itu Ibrahim
melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Beliau menyangka
kurma itu bagian dari yang ia beli, lalu beliau memungut dan memakannya.
Setelah itu, beliau langsung berangkat menuju Masjid Al Aqsa.
Empat
bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, beliau suka
memilih sebuah tempat ibadah di sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra.
Saat beliau shalat dan berdoa dengan khusuk, tiba-tiba beliau mendengar
percakapan dua Malaikat tentang dirinya.
“Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara, yang doanya selalu dikabulkan Allah Swt.,” kata malaikat yang satu.
Namun,
malaikat yang lain menyahut : “Tetapi sekarang tidak lagi. doanya
ditolak karena 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari
meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram.”
Ibrahim bin
Adham terkejut sekali. Beliau terhenyak, jadi selama 4 bulan ini
ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya sia-sia,
tidak diterima Allah Swt., gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan
haknya.
“"Astaghfirullahal adzhim,” Ibrahim beristighfar.
Beliau
langsung berkemas untuk berangkat kembali lagi ke Makkah menemui
pedagang tua penjual kurma, untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang
telah beliau makan.
Sesampai di Makkah beliau langsung menuju
tempat penjual kurma itu. Namun, beliau kecewa karena tidak menemukan
pedagang kurma tua itu. Yang ada adalah seorang anak muda.
Ibrahim
lalu berkata kepada si pemuda: “Empat bulan yang lalu saya membeli
kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana beliau sekarang?”
“Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab si muda itu.
“Innalillahi
wa inna ilaihi rooji'un! Kalau begitu kepada siapa saya meminta
penghalalan?” Ibrahim lalu menceritakan peristiwa yang dialaminya.
Pemuda tersebut mendengarkan dengan penuh minat.
“Nah, begitulah!”
kata Ibrahim setelah bercerita: “Engkau sebagai ahli waris orangtua
itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang
terlanjur aku makan tanpa izinnya?”
“Bagi saya tidak masalah.
Insya Allah saya halalkan. Tapi entah bagaimana dengan saudara-saudara
saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas namakan mereka
karena mereka mempunyai hak waris yang sama dengan saya.”
“Dimana alamat saudara-saudaramu? Biar saya temui mereka satu persatu.” tanya Ibrahim.
Setelah
menerima alamat, Ibrahim bin Adham segera pergi menemui mereka satu
persatu. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan
sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.
Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah kembali berada di bawah kubah Sakhra di Masjidil Aqsa di Palestina.
Saat
beliau berdo’a, tiba tiba beliau kembali mendengar percakapan dua
malaikat yang dulu pernah didengar Ibrahim. Sang malaikat berucap :
“Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir
kurma milik orang lain.”
“Oh, tidak...! Sekarang doanya sudah
makbul lagi. Beliau telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik
kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran
sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia
telah bebas.”
Pada hadits yang lain beliau Nabi SAW.
bersabda; “Siapa yang merampas hak orang Islam dengan sumpahnya, maka
Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkannya masuk surga!”
Seorang laki-laki bertanya, “Walaupun sedikit, ya Rasulullah? Nabi
menjawab: ”Ya, walaupun sebatang kayu sugi!” (Riwayat Muslim).
Allaahu a'lam bish-showwab
By:
Nanung Danar Dono
PhD student at College of Medical, Veterinary, and Life Sciences
University of Glasgow, Scotland, UK
sumber: https://www.facebook.com/notes/must-be-halal/ini-menarik-bagaimana-hukum-mencicipi-buah-di-kios-buahsupermarket/402184503651
Semoga Bermanfaat, Salam Diamond..!!!
sumber: https://www.facebook.com/notes/must-be-halal/ini-menarik-bagaimana-hukum-mencicipi-buah-di-kios-buahsupermarket/402184503651
Semoga Bermanfaat, Salam Diamond..!!!