Media
berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar
sumber pesan dengan penerima pesan. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu
yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi. Menurut Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Kemudian Djamarah (2000:140) memberikan batasan mediasebagai bentuk prantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat, sehingga apa yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Apabila media itu membawa pesan-pesan yang mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.
Sementara
itu Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2006:3), “Media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.”
Kemudian
Raharjo (1991) menyatakan bahwa, media
memiliki fungsi yang jelas yaitu mempermudah, memperjelas, dan membuat menarik.
Media dalam arti yang terbatas, yaitu sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini
berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk: memotivasi belajar
peserta didik, memperjelas informasi.pesan pengajaran, memberi tekanan pada
bagian-bagian yang penting, memberi variasi pengajaran, dalam memperjelas
struktur pembelajaran.(1)
Berdasarkan
urain tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajarran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran, yaitu
meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber
belajar ke penerima belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur
pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan
informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan
dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media
meskipun tanpa keberadaan guru.
Proses
belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, jika siswa berinteraksi dengan
semua alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang
dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang
digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, ssemakin besar pula
kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan
siswa. Siswa diharapkan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik
pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
Menurut
Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2002:11) ciri media yang layak digunakan dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Fiksatif (fixatif
property)
Media
pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
2. Manipulatif (manipulatif
property)
Kejadian
yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dengan teknik
pengambilan gambar time-lapse recording.
3. Distributif (distributif
property)
Memungkinkan
berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi dan
secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan
stimulus pengalaman yang yang relatif sama tentang kejadian itu.
Media digunakan
untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penyampaian informasi
dari sumber informasi ke penerima informasi. Menurut I Wayan Satriasa (2007:6),
hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata
tetapi tidak dapat mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena guru mengajar
hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa
yang dikatakan guru.
2. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang
sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya
menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain,
misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.
3. Perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena
beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih mempengaruhi
perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan
bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.
4. Tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki
kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati dan dilihat, dialami secara
terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesafaran hingga
timbulnya konsep.
Keterlibatan
siswa dalam kegiatan pengajaran sangat penting, sehingga media pengajaran yang
digunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan kriteria
pengajaran, media pengajaran diharapkan dapat memberikan kemudahan peserta
didik dalam menyerap materi yang disampaikan dan pada akhirnya akan
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Selanjutnya
menurut Arsyad (2002:27), kriteria pemilihan media yang harus diperhatikan oleh
guru antara lain:
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya
fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi;
3. Praktis, luwes, dan bertahan;
4. Guru trampil menggunakannya;
5. Pengelompokan sasaran; dan
6. Mutu teknis.
Penyampaian
suatu konsep pada siswa akan tersampaikan dengan baik, jika konsep tersebut
mengharuskan siswa terlibat langsung didalamnya, bila dibandingkan dengan
konsep yang hanya melibatkan siswa untuk mengamati saja. Seperti yang
dikemukakan oleh Edgar Dale dalam Sadiman dkk(2003:7-8), dalam klasifikasi
pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret sampai yang paling abstrak,
dimana partisipasi, observasi, dan pengalaman langsung memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap pengalaman belajar yang diterima siswa.
Heinich, dkk
menggolongkan media pembelajaran sebagai berikut.
1.
Media yang tidak diproyeksikan
2.
Media yang diproyeksikan
3.
Media audio
4.
Media video
5.
Media berbasis komputer
Selanjutnya
Seels dan Glasgow dalam Arsyad (2006:33), media berdasarkan segi perkembangan
teknologi dapat dikelompokan kedalam:
1. Pilihan media tradisional
a.
Visual diam yang diproyeksikan terdiri dari proyeksi apaque (tak tembus pandang), OHP, slide,
dan filmstrips.
b.
Visual yang tak diproyeksikan
Terdiri dari
gambar, poster, foto, charts, grafik,
diagram, pameran, papan info, papan bulu.
c.
Audio
Terdiri dari
rekaman piringan, pita kaset, reel,
cartridge.
d.
Visual dinamis yang diproyeksikan
Terdiri dari
film, televisi, video
e.
Penyajian multimedia
Terdiri dari
slide plus suara (tape), multi image
f.
Cetak
Terdiri dari
buku teks, modul, teks terprogram, workbook,
majalah ilmiah, lembaran lepas (handout)
g.
Permainan
Teka teki,
simulasi, permainan papan
2.
Pilihan media teknologi mutakhir
a.
Media berbasis telekomunikasi
Terdiri dari
telkonferen, kuliah jarak jauh
b.
Media berbasis microprocesor
Terdiri dari
computer assisted instruction, permainan
komputer, sistem tutor intelejen, interkatif, hypermdia, compact (video) disc.
Terdapat
berbagai jenis dan bentuk media pengajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, dari
media yang paling sederhana yaitu media cetakan berupa buku pelajaran, lembar
kerja siswa, lembar kegiatan, hand out
dan lain sebagainya, hingga media yang sudah canggih seperti multimedia dan
internet. Menurut
Miarso (1984) media yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu dapat merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri
siswa yang belajar. Dengan perkataan lain
terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung antara siswa dengan sumber pesan atau
guru. Media berhasil membawakan pesan belajar
bila kemudian terjadi perubahan kualitas dalam
diri siswa. (http://www.scribd.com/doc/3904721/)
Berdasarkan
uraian tersebut, kehadiran media dalam pembelajaran mempengaruhi peahaman siswa
atas materi yang diberikan. Demgan pemahaman dan penyerapan yang baik, siswa
akan mudah merekam pesan yang telah disampaikan oleh guru, hal ini akan membuat
siswa akan terus termotivasi untuk belajar tanpa merasa jenuh.